, Philippines
381 views

Triconti grabs contract for offshore wind in the Philippines

The Aparri Bay and Guimaras Strait projects could produce over 1.2GW.

The Triconti Windkraft Group of Companies was awarded the first ever service contract for off-shore wind energy in the Philippines by the Department of Energy (DOE).

The Triconti Windkraft Group is a partnership between Filipino-Swiss-German companies that develop wind energy projects. The Group now holds exclusive rights to study and develop offshore wind projects in the Philippines.

The company’s projects, “Aparri Bay” in the Northern Philippines and “Guimaras Strait” in the Central Philippines, have a combined potential output of over 1.2GW.

Triconti Windkraft Group currently has 500MW of onshore wind under development, bringing its portfolio 1.7GW in the country. These projects are in different stages of pre-development—with the first project in Nabas, Aklan expected to come online by 2022.
 

PT Jawa Satu Power mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga LNG sebesar 1.760 MW di Indonesia

Pembangkit ini dapat memproduksi listrik untuk 4,3 juta rumah tangga.

Barito Wind Energy mengakuisisi mayoritas saham di PT UPC Sidrap Bayu Energi

Perusahaan ini akan memegang saham sebesar 99,99% di perusahaan tersebut.

Grup NEFIN bekerja ekstra keras dalam mengejar proyek-proyeknya

CEO Glenn Lim menjelaskan bagaimana keterlambatan berubah menjadi hal baik karena perusahaan bertujuan mencapai kapasitas 667 MW pada 2026.

Summit Power International menyediakan dukungan LNG yang vital untuk Bangladesh

Tanpa pasokan listrik cross-border, LNG diperlukan oleh negara yang menghadapi kendala geografis untuk menerapkan sumber energi terbarukan.

JERA, mitra unit PT PLN untuk pengembangan rantai nilai LNG

MOU juga mencakup studi kemungkinan konversi ke hidrogen, rantai nilai amonia.

VOX POP: Bagaimana teknologi vehicle-to-grid dapat meningkatkan transisi energi?

Teknologi vehicle-to-grid (V2G) dipandang sebagai inovasi revolusioner menuju ketahanan jaringan listrik dan peningkatan transisi energi yang kokoh.

IDCTA: Partisipasi global dapat meningkatkan penjualan kredit karbon Indonesia

Pasar karbon Indonesia yang baru dibuka memiliki sebanyak 71,95% kredit karbon yang belum terjual pada akhir 2023.

Bagaimana Asia Tenggara dapat mencapai potensi biogasnya

Kawasan ini hanya memiliki sekitar satu gigawatt kapasitas dengan Thailand, Indonesia, dan Malaysia memimpin dalam hal produksi.