, Malaysia
125 views

Malaysia determined to reduce carbon intensity at 45% by 2030

The country sets an increase of 10% reduction of economy-wide carbon intensity.

Malaysia updated its First Nationally Determined Contribution by pledging to unconditionally reduce its economy-wide carbon intensity measured as CO2 emission per unit of GDP by 45% in 2030 as compared to the 2005 level.

This 45% reduction can be deduced to having a 35% unconditional reduction and 10% conditional reduction to financing and technology transfer by developed countries.

The country aims to reach 31% of renewables in its installed capacity by 2025 and 40% by 2035.

It is also important to note that in 2020, Malaysia's CO2 intensity to GDP was 20% lower than 2005. Alongside this, the installed renewable capacity including hydropower is expected to double from nearly 8 gigawatts (GW) on 2020 to 18 GW by 2035.

Follow the link s for more news on

PT Jawa Satu Power mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga LNG sebesar 1.760 MW di Indonesia

Pembangkit ini dapat memproduksi listrik untuk 4,3 juta rumah tangga.

Barito Wind Energy mengakuisisi mayoritas saham di PT UPC Sidrap Bayu Energi

Perusahaan ini akan memegang saham sebesar 99,99% di perusahaan tersebut.

Grup NEFIN bekerja ekstra keras dalam mengejar proyek-proyeknya

CEO Glenn Lim menjelaskan bagaimana keterlambatan berubah menjadi hal baik karena perusahaan bertujuan mencapai kapasitas 667 MW pada 2026.

Summit Power International menyediakan dukungan LNG yang vital untuk Bangladesh

Tanpa pasokan listrik cross-border, LNG diperlukan oleh negara yang menghadapi kendala geografis untuk menerapkan sumber energi terbarukan.

JERA, mitra unit PT PLN untuk pengembangan rantai nilai LNG

MOU juga mencakup studi kemungkinan konversi ke hidrogen, rantai nilai amonia.

VOX POP: Bagaimana teknologi vehicle-to-grid dapat meningkatkan transisi energi?

Teknologi vehicle-to-grid (V2G) dipandang sebagai inovasi revolusioner menuju ketahanan jaringan listrik dan peningkatan transisi energi yang kokoh.

IDCTA: Partisipasi global dapat meningkatkan penjualan kredit karbon Indonesia

Pasar karbon Indonesia yang baru dibuka memiliki sebanyak 71,95% kredit karbon yang belum terjual pada akhir 2023.

Bagaimana Asia Tenggara dapat mencapai potensi biogasnya

Kawasan ini hanya memiliki sekitar satu gigawatt kapasitas dengan Thailand, Indonesia, dan Malaysia memimpin dalam hal produksi.